Firman Allah: الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـــافِينَ عَنِ النَّــاسِ وَاللَّهُ يُحِب...
Firman Allah:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـــافِينَ عَنِ النَّــاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُـحْسِنِــينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada saat sarrâ’ (senang) dan pada saat dlarrâ’ (susah), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134)
Kata al-kâdhim (orang yang menahan) adalah satu rumpun dengan kata al-kadhîmah yang berarti termos.
Sebuah termos, sepanas apapun air yang ada di dalamnya, ia mampu meredam panas isinya hingga orang yang memegangnya tak merasakan panasnya. Sebuah termos hanya akan mengeluarkan air panasnya bila jelas manfaatnya.
Maka demikianlah orang yang bertakwa, yang mampu menahan amarahnya. Ia mampu menyembunyikan amarahnya hingga orang-orang yang ada di sekitarnya tak tahu bahwa ia sedang marah. Sebagaimana termos, orang yang bertakwa hanya akan melampiaskan kemarahannya bila nyata kemanfaatannya.
Sesungguhnya ia memiliki peluang dan kemampuan untuk marah. Namun karena ketakwaannya ia lebih memilih untuk menahan dan meredamnya.
Ramadhan mencipta hamba yang tak mudah marah. (Yazid Muttaqin)
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/90813/ciri-orang-takwa-2-menahan-amarah
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.