Tanpa disadari, kita sudah berada dipenghujung bulan Sya'ban (bulan kedelapan dalam hitungan Hijriyah). Ini berarti dalam beberapa...
Tanpa
disadari, kita sudah berada dipenghujung bulan Sya'ban (bulan kedelapan dalam
hitungan Hijriyah). Ini berarti dalam beberapa hari kedepan kita akan memasuki
bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah, melimpah rahmat dan penuh ampunan. Allah
Swt menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang paling mulia dan istimewa.
Karenanya, umat Islam sangat bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Mereka
menyambutnya dengan penuh keimanan karena berpuasa Ramadhan suatu kewajiban dan
termasuk rukun Islam yang ke-4. Allah berfirman:
ياأيها الذين آمنوا
كتب عليكم الصيام
كما كتب على
الذين من قبلكم
لعلكم تتقون.
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.
Umat
Islam juga menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang peningkatan iman dan taqwa
kepada Allah Swt dengan berbagai macam ibadah untuk meraih keutamaan-keutamaan
di bulan tersebut. Tidak seyogyanya bagi setiap muslim melewati kesempatan ini
untuk menambah aset kebaikan untuk diri kita masing-masing dengan menunaikan
sholat tarawih, bershodaqah, berdzikir dan memperbanyak baca Al-Qur'an karena
di bulan ini diturunkannya Al-Qur'an, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:
شهر رمضان الذي
أنزل فيه القرآن
هدى للناس وبينات
من الهدى والفرقان.
Al-Qur'an
adalah petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Maka tiada musibah yang lebih
besar dari perginya bulan Ramadhan. Jika langit dan bumi saja menangis untuk
umat Nabi Muhammad, maka lebih-lebih kita harus menangis dan menyesal karena
terputusnya segala karunia dan kemuliaan serta kebajikan-kebajikan yang
terkandung dalam bulan Ramadhan.
Seorang
yang bijaksana harus mengetahui kebesaran dan kemuliaan bulan Ramadhan sambil
menjaga dan membersihkan diri, karena tidak ada jaminan apakah kita akan
berjumpa dengan Ramadhan yang akan datang atau tidak, dan kita harus mewaspadai
dari sifat-sifat yang akan mengurangi kualitas ibadah puasa kita yang
mengakibatkan kurangnya pahala atau sirna sama sekali. Karenanya, jahuilah
ghibah, karena ghibah akan menggugurkan pahala puasa kita, bahkan menurut
sebagian ulama dapat membatalkan puasa.
Kita
perlu mengoptimalkan semangat ibadah dalam Ramadhan ini, tapi hati-hati jangan
sampai terjerumus dalam riya' dan ujub. Misalnya menulis di media sosial
terkait ibadah yang kita jalani. Meskipun hal tersebut tidak dilarang (haram),
tetapi menutup pintu riya' dan ujub jauh lebih baik. Semoga Allah Swt
memudahkan kita semua mendapatkan ampunan-Nya di bulan yang mulia ini.
Guslik
An-Namiri
Rais
Syuriyah MWCINU Riyadh dan Ketua Forum Silaturrahim WNI Riyad)
Sumber : http://www.nu.or.id