Di Indonesia kehadiran bulan suci Ramadhan oleh umat Islam tidak melulu disambut sebagai bulan untuk memperbanyak ritual ibadah dan am...
Di
Indonesia kehadiran bulan suci Ramadhan oleh umat Islam tidak melulu disambut
sebagai bulan untuk memperbanyak ritual ibadah dan amal saleh. Sudah menjadi
tradisi bahwa Ramadhan juga merupakan momentum untuk memperluas dan memperdalam
ilmu agama. Tiap bulan puasa lazimnya pondok pesantren-pondok pesantren
menggelar pengajian kitab tertentu yang tidak saja dibuka untuk para santrinya
melainkan juga diperuntukkan bagi orang umum yang berminat mengikutinya.
Pengajaran semacam itu biasa disebut sebagai pengajian pasaran, karena kegiatan
dimaksud sudah di luar kurikulum resmi yang diterapkan oleh pondok pesantren
tersebut.
Tidak hanya di pondok pesantren, kebanyakan masjid di desa-desa yang kental akan nuansa kesantriannya pada waktu-waktu tertentu umumnya juga mengadakan pengajian kitab yang khusus dikaji pada bulan Ramadhan yang pesertanya merupakan jamaah warga desa setempat. Begitu pula lembaga pendidikan formal dari tingkat SD hingga SMA pada bulan Ramadhan banyak yang sengaja memprioritaskan untuk pendalaman ilmu agama bagi para peserta didiknya yang kemudian dikenal dengan sebutan pesantren kilat.
Kegiatan menuntut ilmu atau belajar ilmu agama memang termasuk salah satu cara memuliakan dan menghormati bulan Ramadhan, selain memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, i'tikaf di masjid, salat-salat sunnah, sedekah, dan ibadah lainnya. Jika menimba ilmu pada bulan-bulan biasa saja memiliki banyak sekali keutamaan, maka apatah lagi pada bulan Ramadhan sudah pasti juga dilipatgandakan pahalanya.
Tidak hanya di pondok pesantren, kebanyakan masjid di desa-desa yang kental akan nuansa kesantriannya pada waktu-waktu tertentu umumnya juga mengadakan pengajian kitab yang khusus dikaji pada bulan Ramadhan yang pesertanya merupakan jamaah warga desa setempat. Begitu pula lembaga pendidikan formal dari tingkat SD hingga SMA pada bulan Ramadhan banyak yang sengaja memprioritaskan untuk pendalaman ilmu agama bagi para peserta didiknya yang kemudian dikenal dengan sebutan pesantren kilat.
Kegiatan menuntut ilmu atau belajar ilmu agama memang termasuk salah satu cara memuliakan dan menghormati bulan Ramadhan, selain memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, i'tikaf di masjid, salat-salat sunnah, sedekah, dan ibadah lainnya. Jika menimba ilmu pada bulan-bulan biasa saja memiliki banyak sekali keutamaan, maka apatah lagi pada bulan Ramadhan sudah pasti juga dilipatgandakan pahalanya.
Dalam
kitab Durratun Nasihin disebutkan hadist bersumber dari Anas bin Malik
radliyallahu ‘anh, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang
bersabda, "Barangsiapa hadir di majelis ilmu pada bulan Ramadhan maka
Allah menulis bagi orang tersebut tiap-tiap jangkahan kakinya sebagai ibadah
satu tahun".
Banyaknya dibuka
majelis-majelis ilmu serta terbukanya banyak kesempatan untuk memperdalam ilmu
agama pada bulan mulia Ramadhan ini seyogianya tidak disia-siakan oleh umat
Islam. Kesibukan dalam menjalani tugas pekerjaan keseharian bukanlah alasan
seseorang tidak bisa mengikuti aktivitas menuntut ilmu. Bagi yang punya waktu
longgar sebaiknya mengikuti pengajian kitab yang pengkajiannya lebih intensif
sebagaimana yang digelar di pondok pesantren.
Bagi mereka yang memang tak punya banyak waktu luang dapat memilih alternatif majelis ta'lim yang pengajiannya lebih singkat sebagaimana yang diadakan di masjis-masjid. Sementara jika dua cara tadi tetap tak bisa lantaran memiliki jadwal kegiatan yang padat, setidaknya berusaha menimba ilmu lewat membaca buku-buku keagamaan yang mana penulis dan muatan isinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dan semoga dengan bekal dan berkahnya ilmu yang kita peroleh selama bulan Ramadhan akhirnya bisa mengantarkan kita mampu menununaikan tugas-tugas manusia selaku Khalifah Allah di muka bumi ini sesuai dengan misi-misi kemanusiaan yang telah diamanahkan-Nya kepada manusia. Wallahu a'lam. (M. Haromain)
Bagi mereka yang memang tak punya banyak waktu luang dapat memilih alternatif majelis ta'lim yang pengajiannya lebih singkat sebagaimana yang diadakan di masjis-masjid. Sementara jika dua cara tadi tetap tak bisa lantaran memiliki jadwal kegiatan yang padat, setidaknya berusaha menimba ilmu lewat membaca buku-buku keagamaan yang mana penulis dan muatan isinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dan semoga dengan bekal dan berkahnya ilmu yang kita peroleh selama bulan Ramadhan akhirnya bisa mengantarkan kita mampu menununaikan tugas-tugas manusia selaku Khalifah Allah di muka bumi ini sesuai dengan misi-misi kemanusiaan yang telah diamanahkan-Nya kepada manusia. Wallahu a'lam. (M. Haromain)
Sumber : http://www.nu.or.id