Page Nav

10

Grid

SNIPSET

true
true

Pages

Breaking News:

latest

Dari Pembangunan Desa Sampai Pemberdayaan

Penulis : Ki Juru Martani Sepintas dari kedua penggalan kata tersebut akan membuat selintas tanya apakah gerangan yang di maksu...

Penulis : Ki Juru Martani
Sepintas dari kedua penggalan kata tersebut akan membuat selintas tanya apakah gerangan yang di maksudkan. Sesungguhnya dari untaian kata itu mengandung arti dari sebuah perjalanan panjang yang entah kapan itu dimulai dan sampai kapan perjalanan itu akan berakhir. Disini tidak akan membahas tentang definisi apakah itu Pembangunan Desa ataupun tentang apakah itu Pemberdayaan.
Kita semua pasti tahu bahwa tak seorangpun atau sebut sekelompok masyarakat dapat melepaskan diri dari genggaman “ kurun “ yang selalu mengelilingi kita, yaitu apa yang disebut ruang dan waktu. Dalam kurun itulah yang dapat bercerita dan serta membentuk sikap, tatanan, peradaban dari masyarakat sampai berwujud dalam bentuk penampilan sikap mengambil keputusan apa yang dipandang cukup baik dan bermanfaat dari suatu tatanan.
Saat itu adalah tanggal 1 April 1969, ada tangan yang kuat meletakkan prasasti yang seolah bertuliskan diawalinya “ Rencana Pembangunan Lima Tahunan “  ( REPELITA ). Program ini adalah merupakan periode peralihan yang sekaligus mengantarkan kepada  “ kurun “  yang baru dan meninggalkan  “ kurun “  saat itu pada dimensi “ Program Pembangunan Semesta Berencana “.

Seperti hal nya pada masa “ Program Pembangunan Semesta Berencana “ begitu juga dalam “ Rencana Pembangunan Lima Tahunan “  ini pastilah ada konsep terpilih yang mungkin di anggapnya tepat sasaran dalam percepatan mencapai tujuan. Dan dalam percepatan itulah muncul berbagai macam Program, Proyek dan Kegiatan yang mulai dilibatkan nya Masyarakat dan Lembaga serta Organisasi Kemasyarakatan dalam Pembangunan Desa.
Adapun Program Pemerintah secara besar – besaran yang di peruntukkan bagi kepentingan masyarakat antara lain :
  • Inpres Bantuan Desa.
  • Inpres Sekolah Dasar.
  • Inpres Pasar Desa.
  • Inpres Penghijauan.
  • Inpres Jalan.
  • Dsb.
Mengingat bahwa 80% saat itu yang menjadi sasaran adalah masayarakat pedesaan, maka setiap perubahan tahun berjalan secara kuantitatif dilihat perkembangan nya melalui  7 ( tujuh ) indikator Tingkat Perkembangan Desa  ( TPD ) dengan capaian nilai : 7-21.
  • Desa itu disebut desa SWADAYA apabila capaian score mendapati antara 7 – 11.
  • Desa itu disebut desa SWAKARYA apabila capaian score mendapati antara 12 – 16.
  • Desa itu disebut desa SWASEMBADA apabila capaian score mendapati antara 17 – 21.
Yang sangat menonjol dari sistem ini adalah partisipasi masyarakat dalam bentuk gotong royong dan swadaya masyarakat. Tercatat rata – rata di setiap desa dari bantuan subsidi  ( baca Inpres Desa ) antara tahun 1969 sampai tahun 1974 yang besaran dana bantuan sebesar Rp. 100.000  ( Seratus Ribu Rupiah ) dapat menyerap dana Partisipasi masyarakat 5 sampai 7 kali lipat.
Dari hal yang demikian apakah saat ini atau sekarang di katakan sebuah sistem yang kurang berhasil bila dibanding jenis sistem yang lain nya, ataukah justru sebaliknya tapi enggan untuk mengatakan? Semuanya diperlukan kejelian dari setiap penilaian yang obyektif serta menyeluruh agar tidak memberikan kesan sumbang bagi anak cucu sebagai penerima warisan sejarah. Sebab ketika kita menerima dan mewarisi sejarah masa lampau, paling tidak kita harus berpikir dan mulai mencerna apa maksud dari sejarah itu. Jika seorang tidak pernah mau mempelajari sejarah, maka ia tidak akan pernah mengetahui asal usul dan akar yang sesungguhnya dari sebuah sistem itu ada.
Pekembangan berikutnya menyusul guna penyempurnaan langkah – langkah dengan di munculkannya Irmendagri No. 4 Tahun 1981 yang populer dengan sebutan  “ Bottom Up Planning “, juga penjelasan sebutan lembaga – lembaga yang ada, misalnya :
  • Dari Lembaga Sosial Desa  ( LSD )  menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa  ( LKMD ).
  • Dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga  ( PKK ) dengan 10 segi PKK nya menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga  ( PKK ) dengan 10 Program Pokok PKK nya.
  • Yang sangat menonjol dalam sistem ini adalah diskusi UDKP  ( Unit Daerah Kerja Pembangunan ) serta munculnya BB LKMD  ( Bulan Bhakti LKMD ) yang di selenggarakan di bulan Maret setiap Tahun.
Guna percepatan pencapaian setiap kegiatan bermunculanlah gerakan, langkah, sistem, perubahan yang semuanya itu adalah untuk segera tercapainya tatanan masyarakat idaman. Di Jawa Timur melalui sistem atau gerakan KPU ( Kategori Program Utama )  yang terdiri dari 5P2K dan Pinjaman Program di titik beratkan pada 2P1K. Ada lagi terobosan penajaman melalui GKD  ( Gerakan Kembali ke Desa )  yang langkah di selenggarakan nya One Village One Product. Dan secara Nasional tak ubahnya juga gerakan – gerakan itu mengalir, suatu misal :
  • Berubah nya dari Pembangunan Desa menjadi Pembangunan Masyarakat Desa.
  • Lahirnya Program IDT  ( Inpres Desa Tertinggal ).
  • Program Pengembangan Wilayah Terpadu  ( PPWT ).
  • Berubahnya dari sistem Pembangunan Masyarakat Desa menjadi Pemberdayaan Masyarakat Desa.
  • Berubahnya dari LKMD ( Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa ) menjadi LPMD  ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa ).
Tentulah di setiap sistem ataupun gerakan tak akan dapat di banding antara yang satu dengan lain nya mengingat permasalahan yang di hadapi pada jaman nya sangatlah berbeda. Demikian juga dengan Sumber Daya Alam  ( SDA ), Sumber Daya Manusia  ( SDM ), ataupun Sumber Daya Pembangunan  ( SDP ), yang tersedia pada saat itu adalah sangat berbeda.


*